Jelang Pilkada Jakarta, KOPEL Jabodetabek bekerjasama dengan Idea Yogyakarta dan Kemitraan melatih anak muda Jakarta selama 3 hari agar tahan terhadap politik uang. Pelatihan ini beralangsung di Jakarta dari tanggal 9 sampai dengan 11 Agustus 2024.
Menurut Koordinator KOPEL Jabodetabek, Anwar Razak, musuh utama Pemilukada adalah praktek politik uang. Praktek ini amat berbahaya bagi para pemilih sehingga harus diputus dan dibangun komunitas yang tahan terhadap politik uang. Dengan pelatihan ini, anak-anak muda akan menjadi aktor aktif yang berpengaruh ke lingkungannya dan tentu dapat menjadi pemutus politik uang, kata Anwar.
Daerah Khusus Jakarta meskipun status ibukotanya sudah tidak ada, namun daerah ini tetap menjadi daerah yang kompetisi politiknya sangat kuat karena masih menjadi sentra aktifitas ibukota, pusat ekonomi dan lain lain. Jadi politik uang masih akan sangat rawan di Pemilukada Jakarta, tambah Anwar.
Direktur Idea Yogyakarta, Tenti Novari Kurniawati yang hadir juga selama 3 hari dalam pelatihan menyampaikan bahwa praktik politik uang begitu marak dalam Pemilu dan Pilkada sebelumnya dalam banyak model seperti vote buying, mahar politik, politik gentong babi dan lain lain. Pemilih mudah harus kuat menghadapi situasi ini. Bahkan mereka bisa menjadi influencer agar masyarakat menolak politik uang. Dalam pelatihan ini, kesadaran pada iklim politik yang sehat dan bersih perlu ditanamkan bagi pemilih muda Jakarta. Mereka diharapkan akan aktif dan membuat gerakan bersama menjelang Pilkada Jakarta, jelas Tenti.
Pelatihan ini diikuti oleh komunitas muda dari Kommas, Front Perjuangan Pemuda Indonesia, JPPR, JPPI, Pemuda Ebenhaizer, SPRI, Kohati, Koalisi Pemuda Merdeka, Forum Demokrasi Milenial, Mahasiswa STIHP dan lain lain berlanjut dengan terbentuknya jejaring anak muda Jakarta mengawal Pemilukada Jakarta yang bersih.
KOPEL Jabodetabek